Kebutuhan dunia akan kayu yang terus meningkat, baik untuk pasar
global maupun di Indonesia, tidak mampu di imbangi dengan produksi kayu
itu sendiri. Hal ini disebabkan perkembangan populasi dunia yang terus
meningkat sementara pada saat bersamaan terjadi proses penyempitan
hutan. Akibatnya permintaan dunia akan kayu senantiasa tidak tercukupi.
Seperti data yang tertulis dalam pendahuluan kebutuhan kayu untuk
pasar global menjelang tahun 2012 akan kekurangan sebesar 340 juta
kubik per tahun. Sementara itu untuk Indonesia sendiri akan mengalami
kekurangan sebesar 1,7 juta kubik per tahun. Kondisi ini tidak akan
jauh berbeda dengan kondisi kebutuhan kayu jati untuk tujuh sampai
sepuluh tahun ke depan. Hal ini disebabkan kecepatan tebang jauh lebih
tinggi daripada pembudidayaannya, waktu panen yang cukup lama merupakan
faktor terbesar keadaan ini.
Sementara itu kebutuhan akan kayu jati akan terus membesar seiring
dengan populasi manusia yang semakin meningkat tajam dan kecenderungan
manusia modern yang menganut pola Back to Nature.
Dengan demikian permintaan pasar akan kayu jati akan tetap besar dan peluang pasar terbuka sangat lebar.